Tradisi Yang Dibawa dari Negeri Sakura



Cherry Blossom atau Pohon Cherry yang Sedang Mekar adalah pusat daya tarik keindahan di kota Washington DC. Pohon cherry yang pada musim dingin tampak membeku bahkan mengering karena siraman salju sejak awal November, kuncup-kuncupnya mulai bermekaran ketika tertimpa sinar matahari di akhir bulan Maret.

Pohon-pohon Cherry itu mulai bermekaran pada akhir Maret hingga pertengahan April, lalu bunga-bunga tersebut berguguran digantikan dengan keluarnya daun-daun beraneka warna yang memancarkan keindahannya tersendiri. Pada saat bunga-bunga tersebut mulai bermekaran sampai kemudian berguguran pada pertegahan April, diadakan berbagai ragam festival, terutama festival yang mengetengahkan tradisi Jepang sebagai pertanda dimulainya musim semi. Mengapa tradisi Jepang yang terkemuka dalam momen ini? Sebab ribuan pohon Cherry tersebut memiliki ikatan khusus dengan Negara Jepang.

Cherry Blossom selalu diakhiri dengan berbagai festival, tetapi sebelumnya didahului dengan berbagai lomba yang terkait dengan tradisi Jepang yaitu lomba layang-layang, melukis, menari, menabuh drum, kerajinan tangan, juga pemilihan Puteri Cherry Blossom dimana pemenangnya menjadi pemimpin yang mengarak festival ini.

Tapi sebelum kita membahas lebih jauh, jangan salah sangka dahulu mengenai pohon Cherry yang kita bicarakan di sini. Cherry Blossom ini tidak terkait dengan buah cherry yang kita kenal. Cherry Blossom adalah jenis pohon Kwanzan Cherry, Akebono Cherry, Takesimensis Cherry, Fugenzo Cherry, Afterglow Cherry dan ribuan jenis lain dengan rumpun bunga beraneka warna yang dibawa dari Jepang. Cherry Blossom di Jepang dikenal dengan nama Sakura. Pohon Cherry ini dibawa dari Jepang atas inisiatif seorang penulis travel juga seorang photographer bernama Nyonya Scidmore. Sekembalinya dari Jepang pada tahun 1885 Nyonya Scidmore mengajukan proposal kepada Badan Tata Kota dan Bangunan Washington untuk memperkenalkan keindahan pohon-pohon Cherry Jepang ini ke Washington DC.

Setelah 24 tahun tidak mendapat tanggapan, pada tahun 1909 Nyonya Scidmore berada diujung kesabarannya. Ia memutuskan untuk mengalang dana sendiri, termasuk berkirim surat pada Nyonya Presiden Helen Herron Taft mengenai niatnya. Nyonya Scidmore ingin membeli pohon-pohon cherry lalu mendonasikannya pada Badan Pengelola Tata Kota. Agaknya gagasan Nyonya Scidmore mendapat respon positif dari Nyonya Presiden sebab ia juga pernah tinggal di Jepang dan menyaksikan sendiri keindahan pohon cherry di musim semi.

Tidak lama kemudian Mr. Midzuno seorang Konsul Jepang di New York mendonasikan 2000 pohon Cherry dari berbagai jenis, ribuan donasi pohon cherry mengalir kemudian. Penanaman pohon cherry ini dikonsentrasikan di sekitar Gedung Putih, mulai dari taman di depan Gedung Putih hingga lima ratus meter ke depan lalu sisi kanan dan sisi kiri Gedung Putih meliputi Jefferson Memorial, Tidal Basin, Washington Monument dan Jalan Raya Independence di sepanjang sungai Potomac yang memisahkan antara Washington DC dengan Virginia State.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Copyright 2009 Jendela Dunia
Design by BloggerThemes